Thursday, September 24, 2015

Mahasiswa Sebagai Pahlawan Devisa

Mahasiswa Menjadi Pahlawan Devisa
Mahasiswa berperan sebagai generasi muda yang tugasnya adalah menuntut ilmu di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, yang aktifitasnya adalah belajar, berorganisasi dan melakukan penelitian. Dengan serangkaian aktifitas tersebut, mahasiswa biasa disebut sebagai insan akademis, insan organisatoris dan aktifis. Mahasiswa pada umumnya memiliki kepribadian berani, idealis, kritis, kreatif serta inovatif dalam melakukan segala hal.

Dari kepribadian yang telah disebutkan di atas, merupakan modal yang cukup bagi mahasiswa dalam melakukan kegiatan bisnis dengan menerapkan disiplin ilmu yang telah mereka dapat dari bangku perkuliahan.

Sebagai bagian dari masyarakat berkecimpung di bidang pendidikan, tugas utama mahasiswa tentunya adalah belajar atau menimba ilmu. Karena itu masyarakat banyak berharap pada perguruan tinggi untuk mendidik anak mereka menjadi orang yang berilmu pengetahuan, agar dapat melakukan perbaikan kehidupan, ekonomi dan sosial keluarganya.

Selain tugas utama tersebut mahasiswa juga merupakan bagian dari warga negara yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan warga negara lainnya. Hak dan kewajiban tersebut diantaranya adalah hak berbicara atau mengeluarkan pendapat, hak mendapatkan keadilan dan hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Dengan demikian perlu dipupuk dan dikembangkan kesadaran bahwa mahasiswa selain belajar dalam masyarakatnya juga sekaligus sebagai warga negara yang diharapkan memiliki sikap ideal dalam memenuhi tugas dan tanggung jawabnya.

Dari uraian yang telah disebut di atas, berikut contoh dan gambaran bahwa Mahasiswa layak disebut sebagai "Pahlawan Devisa":

Perhitungan Pahlawan Devisa dari Mahasiswa
Contoh Mahasiswa yang Berpenghasilan
Grafik Peluang Di Masa yang Akan Datang

  • Tugas dan Tanggung Jawab
Telah kita ketahui bersama bahwa mahasiswa sebagai masyarakat intelektual sekaligus sebagai warga negara memiliki tugas dan tanggung jawab yang cukup berat. Karena memang mahasiswa idealnya bukan hanya untuk memiliki kecerdasan dalam belajar, tetapi juga harus memiliki sikap kritis terhadap lingkungan sosial yang ada, oleh sebab itu mahasiswa disebut sebagai agen perubahan (agent of change).

Tidak bisa kita pungkiri bahwa secara turun temurun kenyataan yang ada saat ini adalah warisan dari pendahulu kita, termasuk tugas dan tanggung jawab mahasiswa baik sebagai penggagas ide dalam kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi maupun kemajuan dalam kehidupan sosial. Dalam sejarah mahasiswa juga memiliki andil dan peran yang sangat besar terutama dalam proses reformasi dalam berbangsa.

Permasalahannya sekarang adalah mampukah mahasiswa sekarang ini untuk menunaikan tugas dan tanggung jawabnya, terutama ketika pragmatisme dan materialisme masuk dan berkembang juga di dunia kampus yang melahirkan sikap anarkisme.

Tugas utama mahasiswa adalah menuntut ilmu di bangku perkuliahan. Tetapi dalam kenyataannya telah terjadi pergeseran prioritas mengenai tugas utama tersebut. Bahkan terkadang kita temukan adanya kesan over fuction dari mahasiswa yang ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan tertentu sehingga tugas utamanya untuk belajar diabaikan.

Dalam konteks tugas dan tanggung jawab ini, mahasiswa dapat membantu dalam masalah-masalah :
a) Pengembangan pemikiran dan penalaran mahasiswa (Structured Ideas and Reasoning);
b) Minat dan kegemaran mahasiswa (Student Interest);
c) Kesejahteraan mahasiswa (Student Walfare).

Tiga hal tersebut harusnya menjadi fokus utama mahasiswa sebagai penunjang setiap aktifitas yang dilakukan sehingga mahasiswa dapat menjadi insan-insan yang berwawasan ke depan (visioner), berani membentangkan cita-citanya sejalan dengan semangat keilmuan yang telah diperoleh di kampus. Harapannya mahasiswa tidak lagi bergantung pada orang lain, mandiri dalam berpikir dan mandiri dalam bertindak, hal ini hanya bisa dibentuk didalam kampus sebagai masyarakat ilmiah dan masyarakat ilmu pengetahuan. Dengan demikian, tugas utama mahasiswa adalah belajar secara serius dengan mentotalkan diri.

  • Entrepreneurship Mahasiswa
Jumlah tenaga kerja yang setiap tahun meningkat tidak lepas dari alumni dari perguruan tinggi yang juga setiap tahun meluluskan mahasiswa yang dibinanya. Namun semua lulusan tersebut tidak mungkin semuanya dapat ditampung oleh dunia kerja, karena itu, pembentukan jiwa entrepreneurship bagi mahasiswa di kalangan kampus yang telah dan tengah dilakukan perlu terus-menerus diwujudkan menjadi program andalan.

Keberhasilan membentuk jiwa entrepreneurship di kalangan kampus bagi mahasiswanya, adalah salah satu alternatif dalam menekan angka pengangguran yang jumlahnya terus bertambah. Namun demikan tidak sedikit kampus yang belum menyadari  arti penting dalam membentuk jiwa kewirausahaan bagi mahasiswanya.

Dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan memerlukan medium pembelajaran seperti melalui kegiatan simulasi bisnis yang dilakukan secara kelompok di lingkungan kampus. Namun pihak kampus belum terbiasa dengan kegiatan ini, padahal banyak pengusaha sukses yang memulai usahanya dari memasarkan produk atau hasil karya mahasiswa yang  sederhana hanya tinggal memberikan polesan sedikit terhadap produknya serta diberikan masukan untuk pengembangan produk agar lebih baik lagi.

Jiwa entrepreneurship bukanlah bakat yang dimiliki seseorang dari lahir namun jiwa yang perlu dimunculkan pada diri semua orang melalui latihan-latihan nyata dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan adanya latihan tersebut dapat menimbulkan minat dan motivasi termasuk memunculkan kemahiran dalam menangkap peluang-peluang yang ada disekitarnya untuk dijadikan bahan dalam pengembangan wirausahanya.

Memang benar untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship dalam diri mahasiswa bukanlah suatu hal yang gampang. Perlu tenaga pendidik yang memiliki kemampuan dalam memberikan motivasi kepada orang lain dan tentu juga harus berjiwa entrepreneurship. Jadi dosen sebagai tenaga pendidik seharus memiliki penguasaan praktis tentang psikologi, presentasi efektif, dan manajemen bisnis, sekaligus sebagai inspirator bagi mahasiswa untuk mengubah mainset yang ada selama ini, yaitu mencari pekerjaan terutama sebagai pegawai negeri sipil (PNS).

Bagi mahasiswa yang menuntut ilmu di bidang teknologi dan informatika tentunya lebih mudah dalam mengembangkan jiwa entrepreneurship tersebut karena dalam belajar telah dibekali ilmu-ilmu dasar dalam pemanfaatan teknologi dan komunikasi yang ada sehingga dapat dengan mudah dalam menerapkannya untuk menjadi seorang yang berjiwa entrepreneurship misalnya dengan cara membuka toko online yang memasarkan produk-produk utama yang diperlukan masyarakat saat ini karena untuk membuka sebuah toko online tidak perlu biaya yang besar bahkan produkpun tidak perlu produk milik sendiri namun bisa memasarkan produk orang lain.

Program Kewirausahaan Mahasiswa (PKM) yang saat ini di kalangan perguruan tinggi telah banyak dikembangkan bahkan dialokasikan anggarannya, dapat digunakan sebagai wahana berlatih bagi mahasiswa dalam mengembangkan jiwa entrepreunership tersebut. Dengan latihan yang dikolaborasikan antara program PKM dengan fasitlitas yang telah disediakan di dunia maya (toko online) diharapkan akan dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan sikap tersebut karena biaya yang diperlukan tidaklah besar bahkan dapat menjual produk selama 24 jam penuh karena tidak perlu penjaga toko.

Teknik pemasaranpun dapat dilakukan kesemua kalangan sesuai dengan segmen pasar yang sedang dikembangkannya, promosi dapat dilakukan secara online dan kesemua penjuru dan target pemasaran yang tepat. Untuk itu perlu dikembangkan juga pengelolaan bisnis melalui eBusiness yang tentunya akan lebih mudah dalam implementasinya.

  • Pahlawan Devisa
Umumnya “Pahlawan Devisa” itu adalah julukan bagi tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri, karena penghasilan mereka dikirimkan ke Indonesia untuk keluarganya. Jadi jika kurs mata uang asing yang diperoleh nilainya lebih tinggi maka jumlah rupiah yang didapatkan akan semakin banyak begitu juga sebaliknya, uang tersebut pastinya akan ditukarkan dengan rupiah dan akan masuk sebagai pendapatan negara dalam bentuk devisa melalui institusi perbankan maka semakin banyak uang asing yang dibawa ke Indoneisa maka akan semakin bertambah juga devisa bagi negara.

Dari bahasan mengenai entreprenuership yang telah diuraikan sebelumnya maka jika mahasiswa memiliki jiwa entreprenuership kemudian dikolaborasikan dengan fasilitas teknologi informasi bukan tidak mungkin mahasiswa juga bisa menjadi pahlawan devisa bagi negara, hal ini bisa terjadi karena dari penawaran produk yang diberikan oleh mahasiswa melalui e-commerce seperti toko online dan aplikasi bisnis lainnya jika terjadi transaksi atau pembeli dari warga negara asing tentunya mereka juga akan membeli dengan mata uang mereka yang juga akan ditukarkan dengan rupiah sehingga dapat menambah devisa bagi negara.

Kenyataannya bukan hanya dari toko online saja sebagai bisnis Online yang dapat dilakukan di dunia maya, tetapi juga bisa dengan cara menjual jasa atau menjadi seorang blogger juga akan mendapatkan imbalan atas pekerjaan tersebut dan tentu saja uang negara asing (dollar) yang diperoleh dan dapat ditukarkan dengan rupiah melalui bank di Indonesia bahkan melalui kantor pos juga dapat ditukarkan sehingga penambahan devisa bagi negara akan terjadi.


  • Bisnis di Era Digital
Sebelum berkembangkan teknologi informasi kegiatan bisnis masih dilakukan secara tradisional yang sering dijumpai di pasar tradisional, yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, serta memerlukan tempat untuk memamerkan produk yang dipasarkan dengan segala kekurangannya seperti suasana banyak orang, ruang etalase klasik, susunan ruang dan produk, keragaman dan kualitas barang, promosi penjualan, jam operasional pasar yang terbatas, serta optimalisasi pemanfaatan ruang jual merupakan kekurangan yang paling banyak pada pasar tradisional jika dibandingkan dengan pasar elektronik (e-commerce).

Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan memang terbukti mempunyai keuntungan lebih banyak ketimbang penjualan tradisional antara lain beberapa produk tertentu lebih sesuai ditawarkan melalui internet, harga outlet lebih murah karena membuat situs di internet lebih murah biayanya jika dibandingkan dengan membuka outlet retail secara fisik, internet sebagai media promosi perusahaan dan produk yang sangat tepat dengan harga yang relatif lebih murah, serta pembelian melalui internet akan diikuti dengan layanan pengantaran barang sampai di tempat pemesan.

  • Pengertian E-Commerce
Secara umum menurut banyak ahli, e-Commerce didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa (Trade of Goods and Service) dengan menggunakan media elektronik. Dengan demikian “e-Commerce Is a Part of e-Business”, jadi e-Commerce merupakan sebagian kegiatan dari e-Business.

Penggunaan media elektronik yang dimaksudkan adalah penggunaan media internet, karena hanya penggunaan internetlah yang paling populer digunakan oleh banyak orang pada saat ini, namun dengan adanya perkembangan teknologi di masa mendatang, tidak menutup kemungkinan digunakannya media jaringan yang lain selain internet dalam e-commerce.

Pemilihan penggunaan media internet dilakukan oleh kebanyakan orang saat ini karena fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang ada dalam jaringan internet, diantaranya :
    • Merupakan jaringan publik yang sangat besar, sehingga lebih murah, lebih cepat dan lebih mudah diakses.
    • Penyampaian pesan/data menggunakan data elektronik sehingga pengiriman dan penerimaan informasi dapat lebih mudah dan ringkas, baik dalam bentuk data analog maupun digital.
Jadi dalam e-Commerce sebagai tempat transaksi segala kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen, manufaktur, service providers dan pedagang perantara dengan menggunakan jaringan internet. Dengan kata lain e-Commerce merupakan suatu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik.


Referensi :
  • Jurnal Nasional, Ahmad Sutardi dan Endang Budiasih,  Mahasiswa Tidak Memble: Siap Ambil Alih Kekuasaan Nasional (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2010).
  • http://www.digdoyo.com/mahasiswa-sebagai-pahlawan-devisa/
  • Handout Strategy e-Business. Bagian 1 s.d bagian 4, Prof. Dr. M. Suyanto, M.M.





No comments:

Post a Comment